Senin, 31 Januari 2011

KOTA DUNIA BERKEARIFAN LOKAL*

KOTA DUNIA BERKEARIFAN LOKAL*

*Jusman Dalle - Humas KAMMI Daerah Makassar

(http://jusmandalle.cerita.web.id/)

Baru-baru ini, penulis bersama tiga orang kolega sengaja datang dengan niat untuk menikmati eksotisme malam objek wisata terkenal Sulawesi Selatan, kebanggaan Kota Makassar, benteng peninggalan penjajah Hindia Belanda 3 abad silam, Port Rotterdam. Karena malam, kami memilih salah satu café musiman (malam) yang berada tepat di depan Rotterdam.

Sekitar 30 menit kami duduk, seorang anak yang kira-kira usia 12 tahun dengan pakaian seadanya dan rambut nampak kering tak terurus, menghampiri meja tempat kami ‘ngopi’. Sudah bisa di tebak, pasti anak itu minta uang (pengemis). Tak berapa lama, datang lagi, kali ini rombongan terdiri dari tiga orang dan usia hampir sama dengan anak yang datang pertama. Mereka turun dari mobil pick up (bak terbuka), tepat di hadapan kami. Sekitar 10 menit kemudian, rombongan ke tiga kembali muncul dan terdiri dari dua orang, seorang bapak yang sepertinya tidak melihat karena di tuntun oleh anak sembari meminta welas asih di meja kami. Sekitar 40 menit kami di depan Fort Rotterdam, ada 6 orang pengemis.

Tak betah berlama-lama di depan Port Rotterdam, kami kemudian bergeser ke Anjungan Pantai Losari, icon kebanggaan masyarakat Makassar. Karena konon katanya, sunset Pantai Losari adalah sunset terindah di dunia. Walaupun kami yakin, di malam hari tidak mungkin ada sunset. Tapi setidaknya kami bisa menikmati suasana malam di sudut terindah Kota Makassar itu. Namun apa lacur, niat hati ingin mengeksplorasi eksotisme malam Losari, kenyataan tidak berbeda di depan Port Rotterdam. Baru beberapa menit dibawah pohon mini palm dengan tempat duduk melingkar, telah banyak ‘gangguan’ yang berdatangan.

Di kedua tempat yang sering dibangga-banggakan tersebut, setidaknya tergambar realitas sosial masyarakat Makassar, dua potret kehidupan yang tidak jauh berbeda. Bagi kami, yang menjadi masalah bukan minta uangnya, tetapi cara mereka meminta uang, bahkan seorang anak memaksa dengan kasar, menarik-narik baju seorang teman saya yang menjadi ‘korban’. Teman saya pun dibuat geram karenanya.

Visit Makassar 2011?

Berbicara tentang objek wisata, salah satu hal yang sangat fundamen dan menjadi syarat sebuah tempat layak dikatakan objek wisata, ketika tempat tersebut memberikan kenyamanan, sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama. Masih banyaknya gelandangan dan pengemis sangat kontra produktif dengan visi Makassar yang sering di dengung-dengungkan itu, Menuju Kota Dunia.

Program Visit Makassar 2011 dengan tagline Makassar Great Ekspektasion yang merupakan salah satu langkah promosi Makassar Menuju Kota Dunia, akan cacat dan tercederai jika ternyata pemerintah tidak siap. Bahkan justeru bisa menjadi boomerang. Kesan tidak enak saat kunjungan pertama, akan mematikan minat wisatawan untuk datang di kali berikutnya, mungkin mereka juga akan bercerita ke orang lain tentang kesan tidak baik tersebut. Terjadi demarketing.

Visit Makassar 2011 dengan rangkaian promosi dan pembangunan infrastruktur (fisik), telah menghabiskan anggaran APBD yang cukup besar. Untuk APBD tahun 2011 ini saja, pemerintah sudah menganggarkan Rp. 5 Miliar (AntaraNews). Agar tidak sia-sia, maka pemerintah harus melihat kepariwisataan secara komperhensif, bukan saja pada sektor fisik atau infrastruktur, tapi juga pada sektor sosiostruktur. Karena hal ini menyangkut manusia dan budayanya, justru disini pertimbangan seorang wisatawan berkunjung ke Makassar atau tidak. Jika sekedar sunset, benteng kuno, atau kemegahan bangunan, masih banyak daerah lain yang lebih indah. Lantas apa yang mau di Visit (dikunjungi) di Makassar jika di daerah lain pun ada dan dengan suasana lebih nyaman?

Kota Dunia : ‘Modern’ dan Beradab

Menyoal tentang “kota modern”, maka kita harus kembali ke masa lalu, masa dimana asal muasal istilah kota itu muncul dan modernis di zamannya. Istilah kota mulai dikenal di masa peradaban Yunani pada tahun 500 Sebelum Masehi, sebagaimana dikutip dari Nurcholis Majid di dalam bukunya Indonesia Kita. Kota lahir dari lingkungan yang disebut sebagai Oikoumene. Dari Oikoumene tersebut muncullah polis atau Negara kota yang menjadi pusat peradaban manusia. Salah satu dari sekian banyak pusat peradaban –polis- kemudian dijadikan sebagai ibu kota dan disebut metro polis.

Disepanjang bentangan sejarah peradaban Islam, konsep kota juga banyak kita temui, diantaranya di Madinah, Baghdad, dan Kairo. Nama Madinah sendiri berasal dari kata kerja madana-yamdunu, yang berarti mendirikan bangunan. Sebuah kota dengan tempat hunian menetap (settlement), karena peradaban manusia terbentuk dari kehidupan yang menetap. Jadi Madinah memiliki makna yang sama dengan Negara kota atau polis. Polis kemudian berkembang menjadi pengertian tentang bagaimana menyusun tata pergaulan bersama dalam satu kesatuan masyarakat untuk mengembangkan kehidupan beradab melalui ketaatan pada hukum dan aturan.

Menurut Cak Nur (panggilan Almarhum Nurkholis Majid), sebuah kota haruslah berperadaban tinggi dan memiliki ketaatan kepada hukum. Pengertian peradaban sendiri telah di kupas oleh Prof Mulyadhi Kartanagara, Guru Besar Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, medefinisikan peradaban sebagai kebiasaan komunal atau akhlak sosial yang mulia (kariman). Kata peradaban berasal dari bahasa Arab, kata adab yang merupakan mufradat (kata dasar) peradaban berarti kesopanan atau etiket. Maka di dalam agama Islam dikenal etiket berupa aturan-aturan atau adab-adab. Misalnya adab berbicara, adab makan, adab berinteraksi dengan orang yang berbeda keyakinan, dan lain-lain.

Oleh Islam, adab atau kesopanan telah dikembangkan di kota-kota besar seperti Baghdad, Isfahan, Damaskus, Cordova, dan beberapa kota lainnya, untuk memebedakan masyarakat muslim dari masyarakat yang sederhana dan terkesan kasar (rude) atau masyarakat pinggiran (rustic). Di dalam sejarah Islam kita juga mendapati, bahwa semakin besar sebuah kota (metropolis) maka semakin tinggi dan halus tingkat keadabannya.

Jika kita refleksikan dalam sejarah, Cordova (Spanyol-Eropa) pada abad pertengahan, menjadi pusat peradaban dunia dengan adab-adab atau kebiasaan yang bercita rasa tinggi. Dimasa pemerintahan Abdurrahman III dari Bani Umayyah, orang-orang miskin menuntut ilmu secara cuma-cuma. Majelis-majelis ilmu hidup di 600 masjid dan 80 sekolah, ada 170 wanita penulis mushaf Al Qur’an dengan huruf khat kufi (seni kaligrafi), padahal penduduk Cordoba hanya 283.000 orang, demikian tulis Dr. Mustafa Siba’i. Padahal saat itu, Inggris Anglo-Saxon merupakan negeri tandus, terisolasi, kumuh, dan liar. London dan Paris dibangun dengan rumah jerami yang tak tahan hujan apalagi badai. Tak dikenal buku apa lagi sekolah. Tak ada kata peradaban, yang ada hanya kegelapan, dari cahaya lampu juga ilmu, demikian gambaran yang dituliskan Lavis dan Rambou di dalam bukunya, Sejarah Umum.

Tak jauh berbeda dengan Cordova, peradaban metropolis Baghdad pada abad pertengahan hingga 11 Masehi, juga sebagai sentrum ilmu pengetahuan. Mengutip dari Prof. Mulyadhi, bahwa pada masa itu, majelis-majelis ilmu bertebaran dibawah asuhan ulama lintas disiplin ilmu dan anggota majelis berasal dari berbagai kalangan dan daerah, bahkan dari non muslim dan Baghdad . Contohnya di dalam majelis Al Farabi, adalah Yahya bin Adi seorang Kristen Jakotibe menjadi murid yang brilian.

Kearifan Lokal

Dari dua definsi, tentang kota dan adab, nampak bahwa ada korelasi yang kuat dan saling menjaga. Adab sebagai penyangga sosial dan ciri khas masyarakat kota, adab kumulatif yang mengkristal menjadi karakter dan mengakar dalam suatu masyarakat. Dari kristalisasi karakter tersebut maka lahirlah produk baru dengan apa yang disebut budaya. Budaya yang direproduksi melalui dinamika kehidupan sosial kemudian menderivasikan nilai-nilai baru berupa local wisdom atau kearifan lokal.

Ditengah gempuran budaya barat (westernisasi), masyarakat Sulsel secara umum, harus mampu mempertahankan kearifan lokal sebagai budaya leluhur yang sarat dengan nilai-nilai filosofis. Kearifan lokal yang bisa menjadi bahan studi karakter bagi wisatawan dunia. Ada beberapa kearifan lokal Bugis-Makassar yang kini mulai langkah di dalam kehidupan kita.

Pertama, siri’ atau rasa malu. Kasus korupsi dan praktek politik transaksional yang hedonistik merupakan instrument jika rasa malu pada diri sebagian pemimpin negeri ini telah menguap. Pada generasi muda, hilangnya siri’ ini kelihatan dari pergaulan yang sangat bebas dan gaya pakaian yang westernis mengumbar aurat. Jika dulu wanita malu kelihatan lututnya, kini terbalik, gadis-gadis abad 21 malu dan dianggap tidak modern jika pakaian yang digunakan menutup lutut.

Kedua, pesse atau rasa sepenanggungan. Rasa sepenanggungan ini lahir dari solidaritas dan persaudaraan atau ukhuwah. Berbeda partai politik tidak harus memecah kehidupan sosial dan menghambat pembangunan. Bahwa semua elemen masyarakat harus melakukan kontruksi moral dan fiisk sebagai komitmen pesse untuk mewujudkan masyarakat sejahtera yang sama-sama di damba.

Ketiga, sipakatau-sipakalebbi’ atau saling memuliakan. Tidak hanya sesama warga lokal atau kepada orang berpangkat, tetapi masyarakat kecil dan wisatwan pun harus dimuliakan. Menggambarkan kemuliaan budaya dari sikap memuliakan.

Keempat, sipakainge’ atau saling mengingatkan. Dalam konteks modern bisa kita maknai sebagai demokratisasi. Memberi kritik dan saran jika ada yang salah, dan meluruskan jika melenceng.

Kelima, sipatokkong’ atau saling menguatkan. Bahwa kebersamaan jauh lebih menguatkan dibanding perseteruan yang saling melemahkan. Perbedaan merupakan anugerah sosial yang jika dikelola dan diharmonsasi akan menambah keindahan bermasyarakat dan salin merekatkan.

Dari uraian diatas, kita bisa menarik satu konklusi bahwa syarat suatu daerah disebut kota jika memiliki peradaban dengan cita rasa yang tinggi dan budi yang halus serta tingkat intelektualitas dan spiritualitas yang mencerahkan. Juga dengan adanya kearifan lokal yang menjadi cirri khas kota tersebut. Jadi tidak sekedar pada aspek infrastruktur atau fisik yang bersifat material semata. Mari membangun Makassar dan Sulawesi Selatan dengan adab, menjadi kota berperadaban!

DM III KAMMI WILAYAH SULSELRABAR*

*TRAINING KEPEMIMPINAN NASIONAL
(Daurah Marhalah III KAMMI“Qiyadatul Mustaqbal”)

Gambaran Umum
1. Daurah Marhalah III Nasional yang dilakukan oleh KAMMI Pusat / yang dilakukan secara teknis KAMMI Wilayah SulSelRaBar merupakan bagian dari ikhtiar untuk menerapkan Manhaj Kaderisasi KAMMI 1427 H

2. Daurah ini akan dilaksanakan pada tanggal 24-27 Februari 2011 di Makassar Sulawesi Selatan dengan tema “Revivalisasi Gerakan Pemuda Menjawab Ekspektasi Bangsa dalam Merevolusi Kepemimpinan Nasional”

3. Calon Peserta diwajibkan memenuhi syarat peserta DM III sebagaimana tercantum dalam Manhaj KAMMI 1427 H
a. Telah mendapatkan sertifikasi IJDK AB 2
b. Aktif dalam kegiatan KAMMI
c. Aktif dalam kegiatan KAMMI (Kamda, Komisariat atau diberdayakan dalam wajihah da’wah yang lain)
d. Bersedia Menjadi Pimpinan Kamda, Pimpinan atau Pengurus Pusat
e. Sudah terbina secara kontinyu minimal 2 Tahun
f. Mendapat Rekomendasi Kamda

4. Beberapa tahapan yang akan dilalui yaitu:
a. Tahap Sosialisasi : 1-3 Februari 2011
b. Tahap Seleksi Daerah : 7-20 Februari 2011
c. Tahap Pendaftaran Ulang : 21-23 Februari 2011
d. Tahap Pra DM III : 23 Februari 2011
e. Tahap DM III : 24-27 Februari 2011

Tahap Sosialisasi
1. Tahap Sosialisasi dilakukan oleh Tim SC DM III (PJ Administrasi Sulawesi Selatan: Asfi Raihan 085255813349 dan PJ Administrasi Sulawesi Tenggara dan Barat : Mustika 085242332395)
2. Sosialisasi akan dilakukan secara kontinyu melalui email Ketua Kammda masing-masing, Weblog KAMMI Daerah Makassar (www.kammi-makassar.blogspot.com), akun Facebook Group DM III SulSelRaBar (Bagi yang belum terivite harap menghubungi PJ Administrasi masing-masing) dan SMS.
3. Sosilisai diharapkan diteruskan melalui berbagai jaringan komunikasi dan media yang dimiliki oleh wilayah/daerah/komisariat masing-masing yang memungkinkan setiap kader mengetahui informasi perkembangan DM III

Tahap Seleksi
1. Tahap Seleksi dilakukan oleh Tim Seleksi Daerah
2. Tim Seleksi merupakan setiap Kader AB III yang ditetapkan dan dikoordinir oleh Kaderisasi KAMMI Daerah
3. Tahap Seleksi adalah sebuah tahapan awal DM III dimana kader – kader yang telah memenuhi persyaratan calon peserta DM III mengikuti rangkaian seleksi untuk ditetapkan sebagai delegasi dari daerahnya
4. Rangkaian seleksi meliputi tes tulis, tes wawancara dan sidang tugas Makalah
5. Makalah dibuat mengacu pada TEMA DM III SulSelRaBar, spasi 2, Margin 4-4-3-3.
6. Bahan Seleksi ditetapkan oleh Kaderisasi KAMMI Pusat Cq: kaderisasi KAMMI Wilayah SulSelRabar dengan pengembangan dilakukan oleh Tim Seleksi tanpa mengurangi bobot seleksi
7. Tim Seleksi menetapkan dan menyerahkan nama utusan daerahnya selambat – lambatnya sehari sebelum pendaftaran ulang melalui SMS ke nomor panitia seleksi DM 3 ( PJ Administrasi Masing-masing)

Tahap Pendaftaran Ulang
1. Kader yang telah ditetapkan menjadi utusan oleh Tim Seleksi Daerah diwajibkan melakukan pendaftaran ulang dengan mengirimkan:
a. Application form yang telah dibuat oleh SC DM III
b. Makalah Hasil Screening
c. Membayar biaya dauroh
d. Makalah dan Application form dikirim melalui email PJ Administrasi Masing-masing
2. Utusan Daerah yang terlambat mendaftarkan diri dianggap mengundurkan diri
3. Utusan Daerah yang telah mendaftarkan diri terikat dengan tahap selanjutnya hingga selesai

Tahap Pra DM III
1. Pra DM III dilakukan secara mandiri untuk menyempurnakan persiapan kader.
2. Kegiatan Pra DM III ditekankan pada pengayaan materi sebagaimana tercantum dalam Manhaj KAMMI 1427 H
3. Setiap penugasan Pra DM III sebagaimana tercantum dalam manhaj, harus mendapat pengesahan dari Tim Seleksi yang ditulis dalam Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penugasan Pra DM III

Tahap DM III
1. DM III dilakukan selama empat hari dengan rangkaian acara yang telah ditetapkan oleh SC DM III
2. Peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan mematuhi hak dan kewajiban sebagai peserta
3. Sebagai syarat kelulusan, di hari terakhir satu angkatan wajib membuat sebuah buku yang merupakan bunga rampai tulisan seluruh peserta DM III. Tema tulisan akan disepakati oleh dan dalam forum angkatan.
4. Persyaratan administrasi yang wajib dibawa oleh peserta:
a. Berkas seleksi dari tim seleksi berupa soal, jawaban dan rekap nilai
b. Surat Rekomendasi dari Ketua KAMMI Daerah / KAMMI Wilayah / KAMMI Pusat
c. Surat Referensi dari salah satu tokoh daerah (Minimal sbb: Bupati/walikota, Anggota DPRD, Ketua MUI/Ormas islam, Ketua DPD Parpol, Dan Dim, Kapolres, Rektor/Guru Besar)
d. Foto 4 X 6 dan 3 X 4 (Masing – masing 2 Lembar)
e. Print out Peta geografis, peta demografis dan pemetaan politik daerah
f. Bahan bacaan (referensi)
g. Membawa Laptop untuk memudahkan pembuatan buku
5. Perlengkapan yang harus dibawa oleh peserta yaitu:
a. Pakaian resmi : Kemeja + dasi, Batik, Celana Hitam
(Akhwat menyesuaikan) + Sepatu resmi
b. Pakaian olahraga :Kaos, celana olahraga (akhwat menyesuaikan) + sepatu olahraga
c. Pakaian ibadah
d. Catatan untuk akhwat: Selama sesi resmi tidak boleh memakai kerudung berbahan kaos.

Markas Dakwah, 31 Januari 2011
SC / Tim Seleksi / Tim Daurah DM III
KAMMI SULSELRABAR
Ketua

Jihad Harun Sandiah, S.KG

Catatan:
1. Segala sesuatu yang terkait dengan seleksi, pendaftaran, peserta dan terkait kebijakan lain DM 3 dapat ditanyakan ke PJ Administrasi masing-masing

Sabtu, 08 Januari 2011

KONSPIRASI BESAR DIBALIK AKSI WIKILEAKS*

KONSPIRASI BESAR DIBALIK AKSI WIKILEAKS
Oleh: Jusman Dalle*
(Mahasiswa Manajemen UMI dan Humas KAMMI Daerah Makassar)


''Aku lebih takut pada pena seorang jurnalis dari pada seribu bedil serdadu musuh'', demikian ungkapan legenda ekspansor dari Prancis, Napoleon Bonaparte tentang kesadarannya akan kekuatan media. Sepanjang sejarah kepemimpinannya, Napoleon satu kalipun tidak pernah kalah perang, semua berakhir dengan kemenangan. Namun saat berbicara media dan jurnalis, Napoleon justru takut. Bagi Napoleon, pena seorang jurnalis lebih berbahaya dari pada seribu bedil musuh. Satu bulan terakhir, kenyataan ini menjadi issue global, mengguncang simpul-simpul hegemoni dunia yang selama ini dibawah kendali Amerika Serikat. Adalah Wikileaks mampu membuat sibuk negara adidaya Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya baik di barat maupun di timur. Bocornya 251.287 kawat diplomatic super rahasia milik kedutaan besar Amerika Serikat di 270 kantor perwakilan membuat heboh dunia. Bagaimana tidak, komunikasi yang harusnya hanya diketahui pihak-pihak tertentu di lingkaran Gedung Putih kini menjadi konsumsi publik. Dunia tercengang atas konspirasi global yang selama ini terjadi dan tentu Amerika Serikat sebagai aktor utamanya. Saling curiga dan prasangka muncul dari karib Amerika Serikat, juga diantara sesama sekutunya sendiri. Wikileaks telah mengubah kehangatan diplomatik blok Amerika Serikat menjadi bara dalam sekam. Obama pun dibuat sibuk untuk mengamankan integritas negaranya di mata dunia, khusunya para sahabat. Sabtu (11/12) akhir pekan lalu, presiden negara adidaya “dipaksa” menelpon Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Meksiko Felipe Kalderon. Paling tidak dua negara ini memegang peranan politik penting di kawasan masing masing, Turki di Timur Tengah dan Meksiko di Amerika Latin. Belum lagi gejolak yang muncul di Asia, misalnya saat pemimpin-pemimpin Singapura mengirim surat ke kedubes Amerika Serikat dan curhat mengenai beberapa negara di Asia seperti Malaysia, Thailand, Jepang dan India. Bahkan statement Singapura yang mengatakan pejabat-pejabat Malaysia sebagai orang-orang tidak waras, menyebabkan tegangnya kedua negara. Pada Selasa (14/12) menteri luar negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman memanggil diplomat Singapura dan melayangkan surat protes resmi atas pernyataan-pernyataan Singapura tersebut. Sementara dari kawasan Timur Tengah, terbongkar permintaan Arab Saudi kepada Amerika Serikat untuk menyerang Iran dan Libanon sebagai basis utama Syiah. Yang terbaru tentu ikut membuat kuping muslim Indonesia menjadi panas. Komentar pejabat Negeri Tirai Bambu Cina yang dirilis Wikileaks pada Rabu (15/12), dengan terang-terangan pejabat Cina mengatakan kepada Amerika Serikat ingin mensekulerkan umat Islam Indonesia. Hal ini perlu disikapi oleh pemerintah dan ulama khususnya Depag dan MUI. Belum tuntas 251.287 kawat rahasia dari 270 kantor kedubes dan konsulat Amerika Serikat itu di publikasikan, namun efek yang ditimbulkan sudah sedemikian besar. Hubungan beberapa negara memanas.

Wikileaks, Sebuah Citizen Journalism Fenomenal
Jika biasanya informasi-informasi kita dapatkan dari industry media yang memang memiliki wartawan atau jurnalis untuk menggali fakta di lapangan, namun sejak dekade 80an konsep warta publik atau citizen journalism mulai marak. Pada dasarnya tidak ada yang berubah antara kegiatan jurnalisme yang didefinisikan sebagai jurnalisme public atau jurnalisme media ini, aktivitas keduanya tetap pada subtansi sebuah media, yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berita. Oleh karena itu tepat apa yang dikatakan Shayne Bowman dan Chris Willis bahwa citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 tipe:
1. Audience participation (seperti komenter user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).
2. Situs web berita atau informasi independen (Consumer Reports, Drudge Report).
3. Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews).
4. Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuroshin).
5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list, newsletter e-mail).
6. Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video, seperti KenRadio).
Melihat dari kategorisasi tersebut maka Wikileks berada pada poin ke-2 yaitu sebagai situs web atau berita informasi independen yang berasal dari laopran masyarakat atau public. Consumer reports and drugs report.
Wikileaks merupakan organisasi internasional, didirikan pada tahun 2006 di Swedia oleh sekelompok politikus, ilmuwan dan wartawan, demikian isu yang berkembang di media online 1 pekan terakhir. Portal beralamat di www.wikileaks.org (alamat lama sebelum di tutup oleh EveryDNS.net), merupakan media eksternal milik organisasi tersebut. Adalah Julian Assange (39), warga negara Australia yang menjadi pemimpin media wishtle blower ini untuk tujuan transparansi dan keterbukaan informasi dalam rangka mencapai keadilan. Saat wawancara RFE dan Der Spiegel dengan Julian Assange mengatakan ''saya menikmati membantu orang yang rentan dan saya menikmati menghancurkan para bajingan. Reformasi hanya akan terjadi jika ketidakadilan diekspose''. Maka tak heran dua tahun setelah mengudara, tepatnya tahun 2008, Mendapat penghargaan bergengsi dari Economist sebagai New Media Award. Setahun kemudian penghargaan juga datang dari Amnesty International dalam ajang Media Award 2009. Penghargaan-penghargaan tersebut tentu saja diberikan karena peran Wikileaks dalam menguak kebenaran yang tersembunyi. Selama ini masyarakat dunia cenderung terbawa arus propaganda mainstream media barat, padahal mereka berada dibawah kontrol Washington yang tentu saja mensetting “kebenaran” sesuai selera mereka. Dalam kasus perang Irak dan perang Afganistan misalnya, public tidak tahu kebiadaban serdadu Amerika dan sekutunya. Namun pasca terungkapnya video tentara Amerika di situs Wikileaks yang memperlihatkan rekaman aksi biadab serdadu AS saat memberondong warga sipil Irak dari udara melalui helikopter Apache, mata dunia pun terbuka dan tahu kebohongan media-media besar barat selama ini.
Didalam bukunya yang berjudul Mediokrasi:Matinya Media Di Amerika, Danny Sketcher mengungkapkan fakta bahwa media di Amerika Serikat kini berubah menjadi korporasi besar yang indsutrialis dengan logika kapitalistik sehingga fungsi media untuk kepentingan public menjadi nisbi. Media sebagai salah satu penyangga demokrasi telah berhasil ditelikung oleh kuasa. Danny menggambarkan bahwa bos-bos media besar semacam Washington Post, The New York Time, Time, CNN, ABC dan sederet media besar lainnya telah melakukan perselingkuhan dengan penguasa di Washington. Saling melindungi kepentingan. Sehinga tentu saja informasi-informasi yang merugikan selingkuhan mereka tidak akan diberitakan dipublik. Jadilah kebenaran terbungkam oleh elit Washington dan bos media tersebut. Kehadiran Wikileaks dan Julian Assange seakan mengakhiri perselingkuhan tersebut, membangunkan mereka dari ranjang kobohongan.
Dari bunkernya di Swedia, Wikileaks dan Julian Assange menjadi perhatian dunia. Walau pimpinannya telah ditahan di Inggris, dan alamat Wikileaks.org ditutup oleh server EveryDNS.net, aktifitas mereka tidak mati. Bahkan kini dibuat situs baru dalam tiga versi berbeda. Wikileaks.de (Jerman), Wikileaks.fi (Finlandia) dan Wikileaks.ne (Belanda) dengan terus mengungkap fakta yang mengagetkan dunia.



George Soros Dibalik Aksi Wikileaks?
Analisis beredar di media massa mengidentifikasi tokoh pilantropis Yahudi, George Soros, berada dibalik aksi Wikileaks. Soros, multi jutawan yang seorang pilantropis dengan lembaga Open Society Institute, dicurigai menjadi sutradara sekaligus penyandang dana Wikileaks. Seperti kita ketahui, hampir di seluruh wilayah Eropa Timur George Soros ikut berperan dalam menjatuhkan rezim-rezim otoritarian. Mulai dari Polandia, Hongaria, Cekoslovakia, Serbia hingga perubahan politik di Rusia. Tangan-tangan Soros pun ikut andil menjatuhkan rezim-rezim otoriter di Asia. Termasuk menjadi penyebab krisis tahun 1997. Di Indonesia Soros mempunyai andil dalam mematangkan terjadinya perubahan politik. Sejumlah LSM di Indonesia melalaui Yayasan Tifa, yang mempunyai relasi dengan sejumlah LSM, termasuk dengan Lembaga seperti YLBHI berada dibawah campur tangan Soros. Mereka merupakan motor perubahan, yang seperti diinginkan Soros. Open Society Institute yang di prakarsai Soros telah mencapai misinya secara global. Di mana lembaga ini mendorong kepada kekuatan sosial, melalui lembaga LSM, menciptakan sistem masyarakat yang adil, sistem politik yang adil dan demokratis, dan menghargai hak-hak fundamental rakyat. Lembaga Open Society tujuannya membangun masyarakat yang demokratis, yang toleran, dan membentuk pemerintahan yang terbuka akuntabel terhadap rakyatnya.
Menggunakan LSM yang melakukan affirmasi terhadap kekuatan-kekuatan masyarakat, The Open Society Institute terus bergerak di setiap negara melalui pendidikan dibidang hukum, pendidikan, kesehatan, dan media masa yang independen. Open Society berdiri sejak 1984, di AS, dan telah berdiri lebih di 70 negara Uni Eropa. Dengan menggunakan tangan-tangannya, Soros mendorong perubahan di AS, sejak luruhnya kekuatan ekonomi AS, dan hancurnya perusahaan-perusahaan besar di AS, termasuk perusahaan Lehman Brothers, yang sudah berumur lebih 150 tahun. Lembaga-lembaga keuangan di AS gulung tikar, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya, terutama dibidang finansial ikut rontok. Bocornya kawat-kawat diplomatik melalui Wikileaks ini, merupakan langkah kedua. Sesudah berhasil menghancurkan ekonomi AS, sekarang memasuki bidang politik dan keamanan. Kawat-kawatnya yang dibocorkan belakangan ini hampir semuanya berisi tentang masalah-masalah yang sangat sensitif dikedua bidang tersebut.
Soros ingin mengakhiri peran AS yang bersifat global. Baik dibidang politik, ekonomi dan militer. Efek pembocoran oleh Wikileaks, kredibelitas AS dibidang politik dan keamanan menjadi hancur, dan kehilangan kepercayaan. Memindahkan peta kekuatan global dari AS ke negara Asia. Bukan Eropa. Eropa sekarang ikut mengalami krisis yang hebat. Mulai dari Yunani, Irlandia, ke Portugal, hingga Spanyol. Dampaknya masih belum dapat diprediksi. Tetapi krisis ini semcam efek ‘domino’, di mana seluruh negara Eropa tinggal menunggu giliran.
George Soros yang asli Yahudi ini telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Termasuk bertemu dengan Wapres Boediono dan Presiden SBY. Tentu semuanya ini tak terlepas dari kepentingan kaum Yahudi, di seluruh dunia, yang ingin terus merambah ke berbagai negara baru dengan tatanan baru. Sesudah gagalnya tatanan lama. George Soros bukanlah seorang philantropis murni. Tetapi tentu juga mempunyai tujuan-tujuan dan misi yang ingin diciptakan dengan menciptakan sebuah tatanan baru.
Komunis dan Kapitalis sudah berakhir. Soros ingin menciptakan sebuah kehidupan dan tatanan baru, yang berbasis demokrasi yang lebih humantistik secara global, sintesis dari komunisme dan kapitalisme. Akankah terwujud di masa depan tatatan baru itu? Kita tunggu aksi Wikileaks dan George Soros. Wallahu’alam.

Jelang Musda, KAMMI Makassar Konsolidasi

KORAN TRIBUN TIMUR edisi AHAD (9/1/2011) HALAMAN 7

TRIBUN-TIMUR - Menjelang Musyawarah Daerah (MUSDA) I Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Makassar, Selasa-Kamis (11-13/2/2011), terus melakukan konsolidasi.

Pada Sabtu (8/1/2011), KAMMI Makassar menggelar Sekolah Muslim Negarawan dan menghadirkan Asriady Samad sebagai pembi...cara. Ketua Komisi DPRD Kota Makassar ini menjelaskan tentang urgensi regenerasi di dalam tubuh sebuah organisasi dan pembentukan karakter melalui proses kaderisasi secara simultan. Dalam istilah dakwahnya, dikenal dengan tarbiyah (pembinaan).

Diskusi berlangsung di Warkop Ogie Batara Jl Abdullah Daeng Sirua dan dihadiri oleh puluhan kader AB II (Intermedite) KAMMI se Makassar.

Diskusi ini diharapkan membentuk paradigma baru kader KAMMI dalam melahirkan kepengurusan yang kokoh dan siap mengawal pemerintahan, khususnya di Kota Makassar. Agenda konsolidasi kader dan pengurus KAMMI Makassar kemudian berlanjut hingga Sabtu (8/1) malam dalam bentuk malam bina iman dan taqwa (MABIT) bertempat di Masjid Asy Syifa STIKES Nani Hasanudin.

Di dalam MABIT ini, kader dan pengurus KAMMI mendengarkan tausiyah yang dibawakan oleh Ustad Muhammad Tholib, pimpinan Al Fityan Boarding School yang juga alumni S2 Pakistan. Sekitar pukul 03.00 dini hari kemudian dilanjutkan dengan shalat tahajud bersama sebagai bagian komitmen menjaga spiritual dan kedekatan kader dengan Allah SWT sehingga dalam aksi-aksinya, KAMMI bisa memberi solusi bagi agenda umat.

Sementara itu, secara terpisah dihubungi via telepon, Burhanudin yang merupakan steering committee Musda mengatakan bahwa di dalam momen Musda nanti, KAMMI akan mengangkat isu-isu lokal diantaranya tentang cagar budaya Benteng Somba Opu dan anarkisme mahasiswa yang sering terjadi di Makassar.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin juga dijadwalkan menjadi pembicara dalam dua diskusi tersebut. Selain itu, juga akan menghadirkan budayawan Sulsel Ishak Ngeljaratan.(*)